Senin, 10 Juli 2017

Launching Produk Teh Pucuk

Teh Pucuk Harum merupakan produk baru di pasar minuman teh dalam kemasan.

Teh Pucuk harum, adalah produk dari Mayora. Layanan konsumen : PT Tirta Fresindo Jaya Bogor Jabar. Teh yang diambil dari pucuk daun teh pilihan ini tak menggunakan pemanis buatan. Di samping itu, produk ini tidak mengandung bahan pengawet. Teh Pucuk Harum merupakan produk teh baru berkualitas dari PT Mayora. Sebelum nya PT. Mayora telah memproduksi dan mengenalkan kepada masyarakat Teh pucuk Harum dengan ukuran botol nya 350 ml. yang mana harga nya cukup terjangkau di semua kalangan masyarakat.

Kini produk Teh Pucuk Harum tidak hanya tersedia dalam ukuran botol 350 ml.PT Mayora telah memproduksi minuman teh alam ini dalam bentuk yang lebih besar dan praktis, yaitu ukuran 480 ml. Dengan adanya Teh Pucuk Harum berukuran 480 ml tersebut, kemasan menjadi lebih ekonomis.Khususnya dari segi harga. Untuk segmentasi di daerah terminal maupun stasiun, ukuran ini sangat cocok.Sebab, kebanyakan konsumen membeli minuman yang biasanya dalam bentuk ukuran besar. Kalau ukuran 350 ml terkadang cepat habis 

Pucuk-pucuk daun teh memang menjadi bagian terbaik dari daun teh sehingga mampu menciptakan kualitas rasa teh yang nikmat dan segar untuk Teh Pucuk Harum. Produk teh botol kemasan ini juga mencampurkan aroma jasmine atau melati untuk rasa tehnya. Bagaimana rasanya? Tentu saja juara. Segarnya teh dicampur wanginya melati membuat kalian lebih tergoda untuk mencicipi setiap tetes dari Teh Pucuk Harum. Dalam proses produksi pembuatan teh putih ini, Teh Pucuk Harum menggunakan teknologi AST (Advanced Sterilizing Technology). Teknologi ini menjamin rasa teh Pucuk Harum sama dengan rasa teh yang baru saja dibikin dengan pucuk-pucuk daun teh itu. 
Teh ini bebas pengawet, pewarna sintesis, dan pemanis buatan ya fren. Ingin segera meneguk kesegarannya? Ambillah Teh Pucuk Harum sekarang juga.


KRISIS TEH PUCUK
Persaingan Branding Teh pucuk dengan para pesaingnya ( teh botol )

a. PRODUK: diluncurkan dalam 1 kemasan botol plastik ukuran 350 ml. Sangat menarik karena       kemasan ini belum ada pemainnya. Teh Botol Sosro tersedia dalam kemasan botol beling 220ml,         botol plastik 500ml, kemasan kotak 200ml, 250ml, dan 1 liter.
b. PRICE: harga eceran tertinggi Rp 3.500,-/botol. Pricing point yang dipilih berada di tengah-tengah kompetitor yang sudah ada di pasar, antara Rp 2.500-Rp 6.500 per kotak/botol. Hal ini cukup               meningkatkan willingness konsumen untuk mencoba, karena harga yang relatif rendah.

c. PLACE: didukung team distribusi yang sangat kuat baik di Traditional Trade maupun di Modern Trade, serta pasar HOREKA (Hotel-Restoran-Kantin). Dalam waktu relatif singkat, produk ini  dapat ditemukan dengan mudah di semua channel distribusi yang ada.
d. PROMOTION: seperti biasa, peluncuran produk dari Mayora selalu bersifat all out, komprehensif dan menyeluruh, didukung dengan iklan TV animasi yang menarik (terlepas dari kontroversi yang menyebutkan iklan TV tersebut sangat mirip dengan iklan produk Green T dari Uni-President di  Thailand) dan aktivitas below the line seperti sampling di mall.
KEUNGGULAN SOSRO
Sosro dengan merek Teh Botol terkenal dengan perilaku sangat reaktif terhadap kompetitor. Dalam beberapa kasus, Sosro terbukti berhasil mempertahankan kepemimpinan pasarnya dengan membuat produk kompetitor kurang berkembang, bahkan mati. Masih ingat dengan Lipton Ice Tea kemasan botol beling? Sempat beredar di Indonesia sekitar tahun 90-an awal, bahkan produsen sekelas Unilever pun tidak dapat menandingi Sosro, dan hanya mampu bertahan beberapa tahun sebelum hilang dari peredaran. Saat PepsiCo meluncurkan Tekita dengan kemasan botol beling yang lebih besar, Sosro langsung langsung merespon dengan meluncurkan second brand S-tee dengan kemasan yang sama, sehingga pedagang berpikir ulang untuk menjual Tekita. Akhirnya sampai sekarang Tekita hanya eksis bermain di kemasan kotak dan gelas. Sosro hanya “kecolongan” oleh ABC-President selaku produsen Nu Green Tea, karena di segmen Teh Hijau ini Sosro dengan merek JoyTea terlambat bereaksi, dan sampai saat ini masih jauh tertinggal dari Nu. Bahkan saat Coca Cola mulai aktif mengkampanyekan edukasi agar masyarakat Indonesia terbiasa minum minuman berkarbonasi saat makan siang (dengan melakukan branding warung makan, menggunakan poster dengan gambar masakan tradisional Indonesia seperti Gado-Gado berdampingan dengan 1 botol Coke), Sosro secara agresif meningkatkan kampanye merek Tebs, teh with shocking Sodaaa..! yang sebenarnya rada ‘nyeleneh’ untuk konsumen Indonesia. Paling tidak, menurut saya, rasa teh bercampur soda ternyata tidak seenak susu soda.
Salah satu kunci utama para pemain minuman kemasan botol beling adalah kemampuan produsen untuk melakukan replenishment secara efisien dan efektif. Seberapa cepat produsen mampu menarik kembali botol kosong yang ada di pasaran, mencucinya, dan mengisi ulang produk, sebelum mengirimkannya kembali ke distributor untuk disalurkan ke pedagang. Kemampuan ini yang secara menonjol menjadi competitive advantage Sosro, pemain yang sudah ada sejak tahun 1974.Kemampuan yang menurut saya hanya bisa disaingi oleh perusahaan minuman sekelas The Coca Cola Company, walaupun terbukti bahkan merek Frestea dari Coca Cola kurang mampu memberikan perlawanan sengit, dan lebih dominan bermain di kategori botol plastik.
STRATEGI MAYORA
Mayora secara cerdik menyadari hal ini, sehingga tidak meluncurkan produk dalam kemasan botol beling, melainkan kemasan botol plastik sekali pakai. Sehingga tidak memerlukan proses penarikan botol kosong yang merepotkan. Mereka memfokuskan pada PERSEPSI keunggulan produk dengan memposisikan diri memiliki rasa teh terbaik karena hanya menggunakan pucuk daun, bukan daun teh biasa. Strategi Mayora dengan menyerang langsung secara head-to-head Sosro di segmen HOREKA (Hotel-Restoran-Kantin) cukup berani.Saya terkejut pada saat mampir ke sebuah warung makan yang di-branding Sosro, terdapat Pucuk Harum di meja kasirnya! Bahkan setelah berdiskusi singkat dengan pegawai warung makan tersebut, Pucuk Harum menitipkan (atau dikenal dengan sistem konsinyasi) produknya, dan warung hanya cukup membayar apabila produk sudah terjual.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar